DPRD Sumbar dan FPK Sumbar Bersinergi: Perkuat Kerukunan Antar Etnis di Sumatera Barat

Politik, Ragam186 Dilihat

Padang, RANAHNEWS – Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sumatera Barat menggelar audiensi bersama Ketua DPRD Sumatera Barat, Drs. H. Muhidi, MM, pada Rabu (15/1/2025). Acara ini dihadiri oleh 28 pengurus FPK Provinsi, 12 pengurus FPK Kota Padang, dan 17 mahasiswa dari berbagai etnis di Sumatera Barat.

Pertemuan berlangsung di Ruang Khusus I DPRD Sumbar dari pukul 09.00 hingga 11.30 WIB. Ketua FPK Sumbar, Dr. Otong Rosadi, S.H., M.Hum, menyampaikan visi FPK sebagai wadah pemersatu berbagai etnis untuk menciptakan kerukunan, kenyamanan, dan kondusivitas di Sumatera Barat.

“Kami ingin negeri ini dibangun bersama oleh semua etnis, dengan menghilangkan diskriminasi dan kebencian, sehingga tercipta kebersamaan yang harmonis,” ungkap Otong Rosadi.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah ide dan masukan disampaikan oleh perwakilan etnis dan mahasiswa, termasuk dari Nias, Mandar, Papua, Pasundan, Mentawai, serta etnis lainnya.

Ketua DPRD Sumbar, Muhidi, memberikan apresiasi atas langkah FPK dalam memperkuat persatuan dan harmoni antar etnis. Ia menilai masukan dari FPK sangat penting untuk memajukan daerah, terutama dalam menjaga rasa persaudaraan dan persatuan.

“Saya mengapresiasi inisiatif FPK dalam menjaga kerukunan. Kebersamaan ini adalah modal besar untuk membangun daerah yang lebih baik,” ujar Muhidi.

Ia juga menekankan pentingnya kaderisasi untuk memastikan kesinambungan semangat persatuan di masa depan, mengutip QS An-Nisa ayat 9 sebagai pengingat untuk mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik.

“Saya berharap FPK dapat menyusun rencana kegiatan. InsyaAllah, kami akan berusaha mendukungnya dalam anggaran 2026,” tambahnya.

FPK yang diisi oleh tokoh-tokoh dari berbagai etnis, seperti Minangkabau, Jawa, Batak, Aceh, Melayu, Sunda, Papua, hingga Tionghoa, menggambarkan harmoni dalam keberagaman.

“Hadirnya FPK menunjukkan betapa indahnya kebersamaan dan persaudaraan. Ini adalah bagian dari silaturahmi yang juga merupakan bentuk ibadah, yakni menjaga hubungan baik antarsesama,” kata Muhidi.

Dalam audiensi ini, FPK mengusulkan sejumlah program, seperti penghargaan “Pembauran Award” untuk tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam membangun kerukunan, serta inisiatif seperti aplikasi Harmoni Minangkabau App dan program “Bacarito Hikayat Nusantara.”

Pertemuan ditutup dengan pemberian buku dari Lembaga Adat Nias (Lekanis) kepada Ketua DPRD Sumbar sebagai simbol kerja sama dan komitmen FPK untuk mempererat kerukunan antar etnis. Sesi foto bersama menandai akhir pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh rasa persaudaraan.

Dengan suasana yang humanis dan tanpa kekakuan, audiensi ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendukung integrasi sosial dan membangun Sumatera Barat yang lebih harmonis. (rn/*/pzv)

Komentar