Wali Kota Yota Balad Dorong Anak-anak Pariaman Lestarikan Olahraga Tradisional

News, Olahraga122 Dilihat

Pariaman, RANAHNEWS – Ketergantungan anak-anak pada gawai mendorong Pemerintah Kota Pariaman menggelar Perlombaan Olahraga Tradisional Tingkat SD/MI se-Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2025. Wali Kota Pariaman, Yota Balad, saat membuka acara tersebut pada Senin (28/4/2025) di Halaman Balaikota Pariaman, menekankan pentingnya mengembalikan jati diri anak-anak melalui kegiatan yang mendorong interaksi sosial dan kebersamaan.

Menurut Yota Balad, memperkenalkan permainan tradisional menjadi upaya strategis dalam melestarikan budaya sekaligus memupuk jiwa berjuang dan nilai kebersamaan di tengah arus digitalisasi. “Ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak kita sehingga tetap bisa dilestarikan. Diharapkan dapat mengembalikan marwah olahraga tradisional sebagai olahraga permainan dan prestasi, serta ajang mempererat silaturahmi,” ujarnya.

Yota Balad menjelaskan, permainan tradisional memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak, mulai dari melatih keterampilan motorik, kognitif, hingga membentuk kemampuan sosial dan emosional. Ia menyebut permainan seperti cabur, tangkelek, lompat tali, pacu upiah, hingga congklak, mampu mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif, sementara permainan lain seperti petak umpet melatih kemampuan beradaptasi dan interaksi sosial.

Ia juga menyoroti bahwa Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman hanya terpisah secara administratif, namun tetap memiliki kesamaan budaya. Oleh karena itu, ia mengapresiasi upaya panitia dalam menghidupkan kembali olahraga tradisional di tengah era digital. “Kami berharap permainan olahraga tradisional ini dapat menjadi agenda tahunan Pemerintah Kota Pariaman,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pariaman, Hertati Taher, menyampaikan bahwa lomba ini sejalan dengan program unggulan Balad-Mulyadi yakni Pariaman Batabuik (Wisata Budaya dan Keragaman). Ia menjelaskan bahwa permainan yang dipertandingkan, seperti Pacu Upiah, Tangkelek Panjang, Engrang Batok Kelapa, dan Main Ban (Golong-Golong), dipilih karena sarat dengan pendidikan karakter.

“Pendidikan karakter memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Nilai yang terkandung di dalamnya meliputi kerja sama, ketelitian, semangat tinggi, pantang menyerah, kerja tim, mau berkompetisi, dan visi misi untuk menjadi yang terbaik,” ujar Hertati. (rn/*/pzv)

Komentar