Unjuk Rasa OKP dan Mahasiswa di Polres Dharmasraya, Ini 2 Tuntutan Mereka!

News, Hukum291 Dilihat

Dharmasraya, RANAHNEWS – Ratusan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Mahasiswa Dharmasraya menggelar aksi unjuk rasa di depan Polres Dharmasraya, Senin (17/2/2025). Mereka menuntut kepolisian untuk menuntaskan berbagai kasus kriminal yang meresahkan masyarakat, termasuk perampokan bersenjata api dan maraknya pembegalan.

Aliansi ini terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Gerakan Pemuda Ansor. Massa aksi berangkat dari GOR Sport Center Dharmasraya dan berjalan menuju Mako Polres Dharmasraya di Gunung Medan.

Mahasiswa Soroti Maraknya Perampokan dan Pembegalan

Dalam orasinya, Ketua Umum HMI Dharmasraya, Nanda Arfalia Putra, menyoroti kasus perampokan bersenjata api yang terjadi di beberapa toko di Dharmasraya. Hingga kini, kasus tersebut belum menemukan titik terang, sehingga membuat pedagang dan masyarakat semakin waspada dan cemas.

“Banyak pedagang takut membuka toko hingga malam hari. Keamanan daerah adalah tanggung jawab kepolisian, dan kami menuntut penyelesaian kasus ini secepatnya,” tegas Nanda.

Selain perampokan, mahasiswa juga menyoroti maraknya pembegalan yang semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat.

“Kami ingin kepolisian benar-benar memberikan rasa aman bagi masyarakat,” tambahnya.

Aksi Mahasiswa Dihadang di Pintu Gerbang Polres

Aksi unjuk rasa ini sempat berjalan lancar, namun mahasiswa hanya diperbolehkan bertahan di depan gerbang Polres Dharmasraya. Hal ini memicu kekecewaan peserta aksi karena mereka merasa tidak disambut dengan baik oleh kepolisian.

Setelah dua jam berorasi tanpa respons memadai, peserta aksi kemudian melaksanakan salat Zuhur berjamaah di depan gerbang Polres sebelum kembali melanjutkan tuntutan mereka.

Sekretaris PMII Dharmasraya, Suhendri, menegaskan bahwa aksi ini merupakan aspirasi masyarakat yang seharusnya mendapat perhatian serius dari kepolisian.

“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi masyarakat, tetapi justru tidak direspons dengan baik,” ungkapnya.

Tuntutan Aliansi: Copot Kapolres dan Kasat Reskrim

Mahasiswa akhirnya membacakan pernyataan sikap dengan dua tuntutan utama:

1. Mendesak Kapolri mencopot Kapolres Dharmasraya dan Kasat Reskrim karena dianggap gagal memberikan keamanan bagi masyarakat dan tidak menunjukkan upaya nyata dalam menyelesaikan kasus kriminal.

2. Meminta Kapolri segera menindaklanjuti tuntutan agar kasus-kasus kriminal yang meresahkan masyarakat segera terungkap.

“Kami berharap Kapolri segera bertindak agar kriminalitas di Dharmasraya bisa ditekan,” pungkas Suhendri.

Polres Dharmasraya Klaim Sudah Bentuk Tim Khusus

Menanggapi aksi ini, Wakapolres Dharmasraya, Kompol Arjoni, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berupaya menindaklanjuti kasus kriminal dengan membentuk empat tim khusus.

“Kami sudah membentuk empat tim investigasi untuk mengungkap kasus perampokan bersenjata api dan tindak pidana lainnya. Kami berharap masyarakat dan mahasiswa bisa berkolaborasi dalam menciptakan keamanan,” jelasnya.

Selain itu, Kabag Ops Polres Dharmasraya, Kompol H. Eliswantri, mempertanyakan keabsahan surat pemberitahuan aksi mahasiswa.

“Surat pemberitahuan aksi ini tidak memenuhi prosedur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum,” ungkapnya.

Meskipun begitu, mahasiswa tetap berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga ada tindakan konkret dari pihak kepolisian. (rn/*/pzv)

Komentar