Peringatan Peristiwa Situjuah ke-76: Menggali Semangat Persatuan dan Jasa Pahlawan Bangsa

News, Peristiwa152 Dilihat

Limapuluh Kota, RANAHNEWS – Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat (Sumbar), Evi Yandri Rajo Budiman, menghadiri Upacara Peringatan Peristiwa Situjuah ke-76 yang dilaksanakan di Lapangan Khatib Sulaiman, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limonagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (15/1/2025).

Dalam kegiatan tersebut, ia menegaskan pentingnya masyarakat untuk tidak melupakan sejarah, khususnya kontribusi besar Sumbar dalam menyelamatkan Indonesia melalui berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

“Pada masa itu, ketika para pemimpin negara diculik penjajah dan pemerintahan kosong, Sumatera Barat mengambil peran penting dengan mendirikan PDRI. Pemerintahan ini menjadi penyambung nyawa Republik Indonesia. Ini adalah bukti kontribusi besar Sumbar bagi bangsa,” ujar Evi Yandri.

Menurutnya, peringatan Peristiwa Situjuah merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Bela Negara yang diperingati setiap 19 Desember. Evi Yandri mengingatkan, banyak nyawa yang gugur dalam perjuangan di Situjuah, dan hal tersebut harus menjadi pengingat untuk menghormati jasa para pahlawan.

“Kita tidak boleh melupakan peristiwa ini. Mengingat sejarah adalah bentuk penghargaan terhadap pengorbanan para pahlawan dan motivasi bagi kita untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif,” tegasnya.

Selain peran PDRI, Evi Yandri juga menekankan besarnya sumbangsih Sumbar bagi berdirinya Republik Indonesia. Ia menyebut tokoh proklamator Bung Hatta dan banyak tokoh besar lainnya berasal dari Sumatera Barat.

“Semangat para pendahulu ini harus menjadi inspirasi bagi masyarakat Sumbar untuk terus berprestasi dan berkontribusi besar bagi daerah dan negara,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, yang bertindak sebagai inspektur upacara, turut menyampaikan pesan penting dalam peringatan tersebut. Ia mengajak masyarakat menjadikan Peristiwa Situjuah sebagai bentuk penghormatan dan inspirasi dari rangkaian sejarah terbentuknya PDRI yang berlangsung pada 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949, di tengah Agresi Militer Belanda II.

“Peristiwa Situjuah adalah salah satu mata rantai penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Semangat persatuan dan kesatuan yang tercermin dalam perjuangan itu harus terus digali dan dijadikan teladan,” kata Mahyeldi.

Ia juga mengingatkan pentingnya menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.

“Peringatan ini harus memotivasi kita untuk menjaga semangat persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, demi mewujudkan cita-cita besar bangsa,” tutupnya.

Upacara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pejabat daerah, menandakan semangat kebersamaan dalam menghormati sejarah perjuangan bangsa. (rn/*/pzv)

Komentar