Smelter Mandiri Ceria Group, Langkah Nyata Hilirisasi Tanpa Ketergantungan Asing

News, Ekonomi192 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS – Pembangunan industri hilirisasi yang sepenuhnya didanai oleh modal dalam negeri bukanlah hal yang umum di Indonesia. Namun, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) membuktikan bahwa hal tersebut bisa diwujudkan. Smelter Merah Putih yang mereka bangun di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara, bukan hanya bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), tetapi juga simbol keberhasilan industri tambang berbasis investasi lokal dan energi bersih.

Anggota Komisi XII DPR RI, Hj. Nevi Zuairina, mengapresiasi langkah besar ini. Menurutnya, Ceria Group adalah bukti bahwa industri strategis dapat berkembang tanpa ketergantungan pada modal asing.

“Ceria Group layak mendapat dukungan karena sejak awal didanai 100 persen oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ini menunjukkan bahwa kita mampu membangun industri hilirisasi mandiri, mengurangi ketergantungan terhadap investasi asing, dan memperkuat ekonomi nasional,” ujar Nevi dalam keterangannya, Selasa (26/3/2025).

Lebih dari sekadar proyek industri, smelter ini mencerminkan kepercayaan sektor keuangan dalam negeri terhadap hilirisasi tambang. Dengan pendanaan senilai USD 277,69 juta dari bank-bank nasional, proyek ini menjadi contoh bagaimana perbankan lokal dapat berperan dalam pembangunan industri strategis. Ke depan, Nevi menyarankan skema pembiayaan inovatif seperti sukuk, termasuk Green Sukuk, untuk mendukung proyek berkelanjutan lainnya.

Selain faktor pendanaan, Nevi juga menyoroti komitmen Ceria Group terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Smelter ini mengandalkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) milik PLN, menjadikannya salah satu industri berbasis energi hijau.

“Yang menarik, tenaga kerja di sini 100 persen berasal dari masyarakat lokal. Ini bukan hanya investasi di sektor industri, tetapi juga investasi dalam pemberdayaan manusia,” tambahnya.

Ceria Group juga mendapat pengakuan dari pemerintah atas penerapan praktik pertambangan yang baik. Pada 2024, perusahaan ini meraih GMP Award dari Kementerian ESDM, memperkuat citranya sebagai pelaku industri yang bertanggung jawab.

Melihat potensi besar yang dimiliki smelter ini, Nevi menegaskan pentingnya pemantauan langsung ke lapangan.

“Kami ingin memastikan smelter ini benar-benar siap beroperasi dan memberikan dampak ekonomi yang diharapkan. Komisi XII sangat berkepentingan dalam hal ini, karena proyek seperti ini sejalan dengan Program Asta Cita Presiden Prabowo,” ungkapnya.

Meski masa sidang ini telah berakhir, Nevi berharap kunjungan kerja ke Smelter Ceria Group dapat dijadwalkan kembali agar DPR dapat melihat langsung progresnya.

“Semoga segera diresmikan dan beroperasi tahun ini. Ini akan menjadi tonggak penting bagi industri tambang nasional,” tutupnya. (rn/*/pzv)

Komentar