Rahmat Saleh Dukung Pemberdayaan Masyarakat Talu Berbasis Potensi Lokal

News, Ekonomi206 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS – Pertemuan antara Anggota Komisi II DPR RI Rahmat Saleh dengan Raja Kabuntaran Talu, Kabupaten Pasaman Barat, Tuanku Bosa XV Ir. H. Jhonny ZA, di Gedung DPR RI pada Senin, 5 Mei 2025, menjadi ruang diskusi strategis tentang pengembangan wilayah Talu berbasis potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam audiensi tersebut, Tuanku Bosa menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan. Menurutnya, Talu memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal, khususnya di sektor pertanian dan kehutanan.

“Kami melihat peluang besar untuk memajukan pertanian modern dan pengelolaan hutan lestari yang bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat. Tapi masyarakat perlu didampingi, dibekali pengetahuan, dan diarahkan ke praktik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Tuanku Bosa.

Ia juga menyoroti perlunya penguatan kelembagaan masyarakat agar warga desa mampu berorganisasi dan memperjuangkan kepentingan bersama. Salah satu langkah yang dianggap strategis adalah pembentukan kelompok tani dan koperasi berbasis desa.

“Kami percaya, jika masyarakat bersatu dalam kelompok yang kuat dan produktif, maka perubahan nyata bisa dimulai dari bawah,” katanya.

Tuanku Bosa turut menyinggung soal keterbatasan akses permodalan bagi pelaku usaha kecil dan mikro di Talu. Ia mendorong hadirnya jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan lembaga keuangan pemerintah maupun swasta.

“Perlu jembatan antara masyarakat dan lembaga permodalan, baik dari pemerintah maupun mitra swasta, agar ide-ide usaha yang tumbuh di desa bisa berkembang dan berdaya saing,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Rahmat Saleh menyatakan dukungannya terhadap gagasan pemberdayaan berbasis potensi lokal. Ia menyebut pendekatan dari akar rumput sebagai kunci untuk membangun kemandirian desa secara berkelanjutan.

“Pembangunan itu tidak selalu harus dari atas. Ketika masyarakat di tingkat akar sudah bergerak, tugas negara adalah membuka ruang dan memberikan dukungan nyata,” ungkap Rahmat.

Ia juga melihat potensi besar di sektor pariwisata berbasis masyarakat di Talu, yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang khas. Menurut Rahmat, pengembangan homestay, jasa pemandu lokal, dan produk kerajinan tangan bisa menjadi pendorong ekonomi sekaligus alat pelestarian nilai-nilai lokal.

“Kita mendorong agar masyarakat turut aktif dalam pengelolaan homestay, jasa pemandu lokal, serta produksi kerajinan tangan. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga pelestarian identitas dan kebanggaan lokal,” tuturnya.

Rahmat mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata harus dibarengi dengan kesadaran lingkungan dan pendidikan masyarakat tentang kelestarian alam.

“Kita ingin pariwisata yang tumbuh tidak merusak, tapi justru menjaga dan menghidupkan kembali tradisi serta ekosistem. Kesadaran lingkungan perlu ditanamkan sejak dini sebagai bagian dari budaya,” jelasnya.

Sebagai bentuk komitmen, Rahmat menyatakan kesiapannya untuk menjembatani aspirasi Raja Talu dengan kementerian dan lembaga teknis terkait. Ia juga membuka peluang untuk mengunjungi langsung wilayah Talu demi menyerap aspirasi dan melihat potensi secara nyata.

“Kami siap menjadi bagian dari proses ini. Ini bukan sekadar wacana, tapi soal masa depan masyarakat yang ingin maju dengan tetap memegang nilai-nilai lokal,” tegas Rahmat. (rn/*/pzv)

Komentar