Peningkatan Infrastruktur Pendidikan di Dharmasraya: Anggaran DAK Capai Rp14 Miliar, Fokus pada Kenyamanan Siswa

Pendidikan15 Dilihat

Dharmasraya, RANAHNEWS – Upaya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Dharmasraya terus dipacu. Dalam wawancara eksklusif dengan media ini, Kasi Kelembagaan Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Dharmasraya, Dedet, menjelaskan perkembangan anggaran serta proyek-proyek yang sedang dijalankan.

Dedet memaparkan bahwa alokasi Pokir Dewan tahun 2024 mencapai Rp 3,5 miliar, sedikit menurun dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 4 miliar. Sementara itu, anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pendidikan meningkat signifikan, dari Rp 9 miliar tahun lalu menjadi sekitar Rp 13-14 miliar tahun ini.

“Untuk tahun depan, anggaran DAK kemungkinan akan lebih besar lagi,” ujarnya, Rabu (18/09/2024).

32 Titik Pokir Dewan dan 37 Titik Pekerjaan DAK.

Yang menarik, Dedet menjelaskan bahwa anggaran Pokir Dewan mencakup 32 titik, sedangkan DAK mencakup 37 pekerjaan.

“Jumlah sekolahnya sebenarnya hanya 10, tapi di setiap sekolah bisa ada beberapa proyek sekaligus. Ada yang sampai 6 pekerjaan, ada yang 4, bahkan ada yang hanya 3. Itu semua tergantung pada usulan yang lolos verifikasi dari Kementerian,” kata Dedet.

Meningkatnya DAK dan Proyeksi Tahun Depan

Peningkatan DAK ini menunjukkan perhatian serius pemerintah dalam mendorong kualitas pendidikan di Dharmasraya. “Sistem DAK sudah diatur setahun sebelumnya, penerima dan kriterianya sudah pasti dengan SK yang tidak bisa diubah oleh siapa pun. Tahun depan diproyeksikan ada 22 Miliar sekolah yang menerima terdiri dari SD dan SMP,” jelasnya.

Dedet juga menjelaskan bagaimana proses pengadaan berjalan. “Sejak tahun 2023, DAK memang sudah naik. Dari Rp 9 miliar ke Rp13-14 miliar, dan akan terus meningkat di tahun mendatang.”

Fokus pada Kenyamanan Siswa dengan Peningkatan Fasilitas

Selain jumlah anggaran, Dedet juga menekankan pentingnya kualitas pembangunan. “Kami terus memperbaiki sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang kenyamanan siswa. Salah satu upayanya adalah menaikkan tinggi bangunan dari yang awalnya 3 meter menjadi 4 meter. Setiap kelas juga minimal dilengkapi dengan dua kipas angin gantung, agar siswa bisa lebih nyaman belajar.”

Dedet menambahkan, meskipun sarana bukanlah faktor utama, namun keberadaannya sangat menunjang kualitas pendidikan. “Yang paling penting adalah bagaimana guru mengajar dan menerapkan kurikulum. Tapi dengan sarana yang memadai, siswa akan merasa lebih betah di sekolah dan belajar pun menjadi lebih nyaman,” katanya.

Dengan segala upaya peningkatan yang dilakukan, harapannya kualitas pendidikan di Kabupaten Dharmasraya akan terus membaik, seiring dengan ketersediaan fasilitas yang memadai dan lingkungan belajar yang lebih nyaman bagi siswa. (Yanti)

Komentar