Nevi Zuairina Desak Restrukturisasi Proyek Whoosh Lewat Skema Joint Operation dan Spin-Off

Parlemen80 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS — Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) kembali menjadi sorotan di Senayan. Anggota Komisi VI DPR RI, Hj. Nevi Zuairina, menilai proyek berbiaya tinggi itu berisiko menjadi white elephant project jika tidak segera direstrukturisasi secara menyeluruh. Menurutnya, kondisi keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang terus merugi menunjukkan perlunya langkah korektif mendasar agar proyek ini benar-benar memberi manfaat bagi publik.

Nevi menegaskan, Fraksi PKS mendorong pemerintah melakukan restrukturisasi besar melalui skema joint operation dan spin-off operator Whoosh agar pengelolaan proyek menjadi lebih efisien, akuntabel, dan berorientasi bisnis.

“Saya di Fraksi PKS mendorong pemerintah melakukan restrukturisasi besar melalui skema joint operation dan spin-off operator Whoosh agar proyek ini bisa beroperasi secara efisien dan transparan,” tegas Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II itu menjelaskan bahwa saat ini struktur kepemilikan KCIC masih didominasi oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (60 persen) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd (40 persen). Menurutnya, sudah saatnya entitas baru seperti Danantara diberi ruang masuk ke dalam manajemen dan pengelolaan proyek melalui skema buyout, divestasi, atau joint operation strategis.

“Danantara bisa menjadi investor strategis yang memperbaiki tata kelola sekaligus membuka peluang investasi jangka panjang tanpa menambah beban utang negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nevi memaparkan empat langkah strategis yang diusulkan Fraksi PKS untuk memperbaiki kinerja proyek. Pertama, melakukan renegosiasi pinjaman dengan China Development Bank agar tenor diperpanjang dan bunga diturunkan. Kedua, mengoptimalkan pendapatan non-tiket melalui pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun. Ketiga, melakukan rekapitalisasi proyek melalui sovereign wealth fund seperti Danantara atau INA. Keempat, membuka peluang privatisasi sebagian saham KCIC untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi tata kelola.

“Proyek ini harus menjadi aset produktif, bukan beban fiskal jangka panjang. Pemerintah perlu berani membuka opsi baru agar Whoosh menjadi contoh keberhasilan, bukan simbol pemborosan,” tutup Nevi Zuairina. (rn/*/pzv)

Komentar