Wabup Solok Dukung Gerakan Sejuta Pohon Kemenag sebagai Warisan untuk Generasi Mendatang

News138 Dilihat

Kabupaten Solok, RANAHNEWS – Wakil Bupati Solok, H. Candra, memberikan apresiasi atas inisiatif Kementerian Agama Kabupaten Solok dalam meluncurkan gerakan Penanaman Satu Juta Pohon Matoa. Dukungan itu disampaikan saat peluncuran program yang bertepatan dengan peringatan Hari Bumi di halaman Kantor Kemenag Kabupaten Solok, Selasa (22/4/2025). Turut hadir Staf Ahli Bupati, Musfir Yones Indra, dan sejumlah kepala perangkat daerah terkait.

Dalam sambutannya, Wabup H. Candra menyatakan bahwa kegiatan penanaman pohon tidak hanya menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga sebagai bentuk warisan penting bagi generasi mendatang. Ia menyebut gerakan tersebut sebagai langkah konkret yang mencerminkan tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi.

“Penanaman pohon bukan sekadar kegiatan seremonial. Ini adalah aksi nyata dalam merawat bumi dan membangun kesadaran kolektif demi masa depan yang lebih hijau,” tegasnya.

Gerakan ini tidak hanya menargetkan penanaman pohon secara masif, tetapi juga mengedepankan aspek edukasi lingkungan, khususnya kepada pelajar dan masyarakat. Pohon Matoa dipilih karena dinilai memiliki nilai ekologis dan ekonomis tinggi serta cocok dengan kondisi geografis Kabupaten Solok.

Pemerintah Kabupaten Solok berharap program ini menjadi langkah awal dalam membentuk gerakan penghijauan berkelanjutan yang melibatkan semua elemen masyarakat. Selain memperkuat kerja sama lintas lembaga, program ini juga selaras dengan visi daerah dalam membangun lingkungan yang bersih dan lestari.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Solok, H. Zulkifli, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari gerakan nasional yang diluncurkan oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Kegiatan tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dan menjadi bagian dari delapan program prioritas (Asta Protas), khususnya di bidang ekoteologi.

“Gerakan sejuta pohon ini merupakan respon konkret terhadap meningkatnya kerusakan lingkungan. Ekoteologi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dalam perspektif keagamaan,” ujar Zulkifli.

Ia menambahkan, untuk wilayah Kabupaten Solok, pohon Matoa ditanam tidak hanya di lingkungan kantor Kemenag, tetapi juga oleh ASN di pekarangan rumah masing-masing. Selain itu, penanaman dilakukan di madrasah, Kantor Urusan Agama, serta pondok pesantren dengan jumlah yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan.

Gerakan ini diharapkan dapat menjadi tonggak baru dalam menyatukan upaya pelestarian lingkungan melalui pendekatan spiritual, edukatif, dan kolaboratif. (E_J)

Komentar