Tanah Datar, RANAHNEWS — Tanah Minangkabau dikenal sebagai ranah ilmu, termasuk ilmu olah kanuragan. Tradisi silek (silat) menjadi warisan budaya anak nagari yang terus terjaga meski zaman terus berubah. Sebagai tradisi yang mengakar, proses belajar silek tidak dilakukan secara instan, melainkan melalui prosesi yang sarat makna.
“Insyaallah, Medan Bapaneh Maha Karya Kapalo Koto, Jorong Gurun, Luhak Nan Tuo akan menggelar prosesi penyerahan syarat baraja (belajar) kepada guru silek,” ujar Febby Dt Bangso, Minggu (26/1/2025) di Kapalo Koto.
Menurut Dt Febby, prosesi ini merupakan tradisi penting dalam belajar silek tuo (silat tua), di mana penyerahan syarat baraja kepada guru adalah bentuk penghormatan agar ilmu yang diterima menjadi bermanfaat dan berkah.
“Adapun syarat-syarat yang harus disiapkan oleh murid antara lain siriah langkok, kain putih, pisau, dan beras. Sementara itu, pihak Medan Bapaneh Maha Karya menyediakan uang, ayam jantan biriang, dan limau kuku harimau. Dalam prosesi ini, kehadiran mamak (paman) murid juga diwajibkan, karena sesuai tradisi, mamak bertanggung jawab mencarikan guru untuk kemenakan mereka,” jelas Dt Febby.
Tidak hanya sekadar tradisi, prosesi ini juga mengandung pesan moral yang mendalam. “Orang tua murid nantinya akan memasak bersama untuk makan bersama guru, mamak, dan para undangan,” tambahnya.
Dt Febby menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rutinitas pembelajaran budaya di Medan Bapaneh Maha Karya. Setiap minggu, anak-anak diberikan kelas musik dan tari, sementara Senin untuk belajar silek tuo, dan Rabu untuk belajar panitahan atau pasambahan. Semua kegiatan ini diberikan secara gratis.
“Kami menyediakan fasilitas belajar karena memahami tanggung jawab moral Luhak Nan Tuo sebagai kota budaya. Melalui gerakan #Jagoluhaknantuo dan sato sakaki, kami ingin membangkitkan partisipasi masyarakat untuk melestarikan tradisi, baik di ranah maupun di rantau. Harapannya, Luhak Nan Tuo tetap menjadi jantung Minangkabau dan pusat pengembangan budaya Melayu di Asia,” papar Dt Febby.
Puncak prosesi ini akan dihadiri langsung oleh Guru Gadang Silek Harimau, Edwel Dt Rajo Gampo Alam, dan dimeriahkan dengan pertunjukan saluang klasik yang sarat pesan dan makna.
Dengan prosesi ini, Febby Dt Bangso berharap dapat melahirkan kreativitas anak nagari dalam melestarikan adat dan budaya. “Menguatkan tradisi, memberi pengalaman, dan memupuk cinta terhadap budaya lokal adalah tujuan utama dari kegiatan ini,” tutupnya. (rn/*/pzv)
Komentar