Strategi Rahmat Saleh untuk Kepala Daerah: Inovasi, Efisiensi, dan Kolaborasi

News, Politik149 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik kepala daerah baru di Istana Negara pada Kamis (20/2/2025). Namun, tantangan besar menanti mereka, terutama dalam hal kemandirian fiskal dan efisiensi anggaran.

Anggota Komisi II DPR RI, Rahmat Saleh, menegaskan bahwa inovasi harus menjadi fokus utama dalam menjalankan pemerintahan daerah. Menurutnya, tanpa terobosan baru, daerah akan terus bergantung pada dana pusat.

“Sampai saat ini, tidak ada satu pun dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang mandiri secara fiskal. Dari total APBD Sumbar Rp5,7 triliun pada 2023, PAD kita tidak mencapai Rp2 triliun,” ujarnya di Jakarta.

Ketergantungan tinggi pada dana pusat membuat kepala daerah harus memiliki strategi konkret untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah. Dalam menghadapi kebijakan efisiensi yang diinstruksikan Presiden Prabowo, Rahmat menyoroti empat kapabilitas utama yang wajib dimiliki kepala daerah:

1. Inovasi – Daerah harus mencari sumber pendanaan alternatif, termasuk melalui kemitraan dengan swasta dan optimalisasi potensi lokal.

2. Kemampuan Beradaptasi – Dengan sistem kepemimpinan yang lebih sentralistik, kepala daerah harus mampu menjaga komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat.

3. Efisiensi dan Efektivitas – Anggaran daerah harus dikelola secara cermat agar tidak terjadi pemborosan, terutama dalam hal perjalanan dinas dan program kerja.

4. Jaringan dan Kolaborasi – Kepala daerah yang proaktif dalam menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat akan lebih mudah mendapatkan dukungan anggaran.

Sebagai contoh, proyek tol Padang-Pekanbaru yang sempat tertunda akhirnya bisa berlanjut berkat komunikasi intensif dengan pusat. “Jika kita tidak progresif, daerah akan semakin tertinggal,” tambah Rahmat.

Rahmat juga menekankan bahwa efisiensi bukan hanya soal anggaran, tetapi juga dalam birokrasi dan pelayanan publik. Beberapa daerah telah mulai menerapkan langkah-langkah penghematan, seperti pembatasan penggunaan listrik, air, serta rapat tatap muka yang digantikan dengan teknologi virtual.

Selain itu, kolaborasi dengan sektor swasta dan masyarakat menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi daerah. “Ketergantungan pada APBN harus dikurangi, dan kepala daerah harus berani mengambil langkah strategis,” tegasnya.

Dengan berbagai tantangan yang ada, Rahmat berharap para kepala daerah yang baru dilantik dapat membawa perubahan nyata bagi Sumatera Barat. “Jika tidak ada inovasi dan keberanian, maka siap-siap daerah kita tertinggal,” tutupnya. (rn/*/pzv)

Komentar