Rahmat Saleh Kampanyekan Gemarikan untuk Tekan Stunting dan Wujudkan Generasi Cerdas

Pendidikan115 Dilihat

Padang, RANAHNEWS – Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan dua pertiga wilayahnya berupa lautan, namun tingkat konsumsi ikannya masih rendah. Kondisi inilah yang mendorong Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Rahmat Saleh, menggelar Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Kota Padang, Sabtu (18/10/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, ini merupakan bagian dari program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan konsumsi ikan guna membentuk generasi penerus yang sehat, kuat, dan cerdas.

Rahmat Saleh menegaskan bahwa Gemarikan merupakan solusi vital bagi permasalahan gizi nasional.

“Tingginya angka stunting di Indonesia berbanding terbalik dengan rendahnya konsumsi ikan dibanding unggas. Padahal, lebih dari dua pertiga wilayah kita adalah lautan dan kaya ikan. Ini momentum untuk memberikan literasi bahwa ikan memiliki protein tinggi untuk kecerdasan,” ujarnya.

Ia mencontohkan Jepang sebagai negara yang tingkat kecerdasannya diakui dunia, salah satunya karena budaya mengonsumsi ikan segar. Kondisi ini, menurutnya, bisa menjadi cerminan penting bagi Indonesia yang memiliki kekayaan laut melimpah namun belum dimanfaatkan optimal.

Rahmat juga menyoroti masih tingginya angka stunting di beberapa daerah di Sumatera Barat, seperti Pasaman dan Mentawai, yang justru berada di wilayah pesisir.

“Padahal Mentawai kaya ikan, seharusnya angka stunting tidak tinggi,” katanya. Ia berharap program Gemarikan menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat sekaligus menekan angka stunting.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang, Nyon Elvis, menjelaskan upaya pemerintah daerah dalam mendorong masyarakat agar gemar makan ikan.

“Kami meningkatkan konsumsi ikan lewat berbagai kegiatan, termasuk program Abang (Ayo Bang) ke Ikan, di mana kami mengadakan ekspose makanan ikan dan memberikan makanan olahan ikan kepada anak-anak SD,” ungkapnya.

Ia menyebut hasil survei menunjukkan anak-anak SD masih lebih memilih ayam dibandingkan ikan karena terbatasnya variasi olahan. Untuk mengatasi hal itu, dinas rutin mengadakan lomba masak ikan di 11 kecamatan guna mendorong kreativitas ibu-ibu rumah tangga dalam mengolah bahan baku perikanan.

Dalam aspek pengelolaan sumber daya, Rahmat menilai Indonesia masih menghadapi tantangan besar. Saat musim panen ikan melimpah, pengelolaan yang tidak optimal sering kali menyebabkan harga ikan jatuh dan sebagian hasil tangkapan terbuang.

Sebagai solusi jangka panjang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menggulirkan program Kampung Nelayan Merah Putih. Di Kota Padang, program tersebut akan dikembangkan di dua lokasi, yakni Padang Sarai dan Sungai Pisang.

“Tujuan kita adalah mandiri dalam ketahanan pangan ikan. Kampung Nelayan Merah Putih ini kita rancang agar tersedia cold storage dan fasilitas pengolahan untuk memperkuat manajemen ikan,” jelas Rahmat.

Ia optimistis, dengan manajemen yang lebih baik, harga jual ikan akan meningkat, produk olahan makin beragam, dan ekonomi nelayan serta ketahanan pangan nasional akan semakin kuat. (rn/*/pzv)

Komentar