Jakarta, RANAHNEWS – Keterbatasan kuota beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta kembali menjadi sorotan. Dalam upaya mencari solusi, Anggota Komisi II DPR RI, Rahmat Saleh, menerima audiensi dari perwakilan Universitas Islam Sumatera Barat (UISB) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Ar Risalah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk memediasi aspirasi mahasiswa terkait akses beasiswa KIP dengan Komisi X DPR RI. Rahmat menegaskan pentingnya keadilan dalam distribusi beasiswa, terutama bagi mahasiswa swasta yang berasal dari keluarga kurang mampu tetapi memiliki prestasi akademik tinggi.
“Kami menyadari bahwa banyak mahasiswa di kampus swasta, khususnya di Sumatera Barat, berasal dari keluarga kurang mampu tetapi memiliki prestasi akademik yang sangat baik. Oleh karena itu, kami akan berusaha agar aspirasi mereka dapat diperjuangkan di tingkat kebijakan,” ujarnya.
Rahmat menjelaskan bahwa langkah awal yang diambil adalah mendorong pemerintah untuk meninjau kembali kuota dan kriteria penerima beasiswa KIP agar lebih inklusif bagi mahasiswa swasta.
Perwakilan UISB dan STEI Ar Risalah menyoroti kendala utama yang mereka hadapi, yakni keterbatasan kuota yang lebih banyak dialokasikan untuk perguruan tinggi negeri.
“Sebenarnya banyak mahasiswa kami yang memenuhi kriteria penerima KIP, tetapi kuota yang terbatas menjadi kendala utama. Kami berharap ada peningkatan alokasi bagi kampus swasta,” ujar perwakilan UISB.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X DPR RI, dr. Gamal, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menegaskan pihaknya akan mengevaluasi kembali mekanisme penyaluran beasiswa KIP agar lebih tepat sasaran.
“Kami akan meninjau kebijakan alokasi kuota beasiswa ini. Jangan sampai mahasiswa yang berhak justru terhambat hanya karena keterbatasan kuota,” ujarnya.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan pemerintah lebih memperhatikan akses beasiswa bagi mahasiswa swasta. Rahmat Saleh dan dr. Gamal berkomitmen untuk terus mengawal isu ini hingga solusi konkret dapat terwujud.
“Kami tidak ingin ada mahasiswa yang terhalang dalam meraih pendidikan tinggi hanya karena faktor ekonomi. Pendidikan adalah investasi bagi masa depan bangsa, dan kami akan terus memperjuangkan hal ini,” pungkas Rahmat. (rn/*/pzv)
Komentar