Padang, RANAHNEWS – Pemerintah Kota Padang semakin serius membangun kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami. Upaya tersebut diperkuat melalui sinergi dengan Korem 032/Wirabraja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat dalam Rapat Koordinasi Kebencanaan Latihan Penanggulangan Bencana Alam (Latgulbencal) yang berlangsung di Balai Kota Aie Pacah, Selasa (24/6/2025).
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menegaskan kesiapsiagaan menghadapi bencana harus menjadi gerakan bersama. Menurutnya, sebagai daerah yang berada di zona rawan gempa dan tsunami, Padang tidak boleh terlena. Ia menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam membangun kekuatan menghadapi situasi darurat. “Sebagai daerah yang berada di zona rawan bencana, kita tidak boleh lengah. Kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana,” ujar Fadly Amran.
Latihan kebencanaan yang tengah dipersiapkan diharapkan menjadi ajang uji kekuatan sistem peringatan dini, kecepatan evakuasi, dan kesiapan masyarakat di lapangan. Fadly mengapresiasi dukungan dari Korem 032/Wirabraja dan BPBD Sumbar yang terus bergerak bersama mewujudkan kesiapsiagaan yang lebih terukur. “Sinergi ini adalah langkah konkret bersama dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana melalui pelatihan, simulasi, dan peningkatan kapasitas masyarakat,” tegas Fadly.
Komandan Korem 032/Wirabraja, Brigjen TNI Machfud Daeng Nyonri, menyatakan bahwa TNI siap menjadi bagian penting dalam mendukung penanggulangan bencana di Sumatera Barat. Ia berharap latihan kebencanaan bisa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah pesisir barat Sumbar. “TNI memiliki tanggung jawab untuk mendukung pemerintah daerah dalam situasi darurat. Latihan ini bertujuan memperkuat kesiapan personel dan kemampuan aksi cepat di lapangan,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, mengingatkan pentingnya latihan kebencanaan yang serius dan terukur. Menurutnya, pelatihan ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi langkah nyata untuk mengurangi dampak bencana. “Latgulbencal ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi langkah nyata untuk mengurangi dampak bencana,” tegas Rudy.
Selain latihan, Pemerintah Kota Padang terus memperkuat infrastruktur penyelamatan. Hingga kini, sebanyak 700 rambu evakuasi telah terpasang di berbagai titik rawan. Wali Kota Padang menegaskan bahwa rambu saja tidak cukup, harus didukung dengan jalur evakuasi yang memadai. “Rambu-rambu harus diiringi dengan jalur yang bisa dilalui. Jalan dan jembatan juga harus menjadi perhatian,” ujar Fadly.
Pemerintah Kota Padang juga telah mengalokasikan anggaran awal sebesar Rp500 juta untuk mendukung simulasi kebencanaan dan perbaikan jalur evakuasi. Simulasi dalam skala besar direncanakan dalam waktu dekat. BPBD Kota Padang terus melakukan sosialisasi agar pelaksanaan simulasi tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, mengungkapkan bahwa Kota Padang kini telah memiliki 700 rambu evakuasi, 25 zona aman, dan tiga sel aktif yang menjadi bagian dari sistem perlindungan masyarakat. Sementara itu, Brigjen TNI Machfud Daeng Nyonri menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan agar masyarakat memahami risiko bencana dan tahu cara menyelamatkan diri. Rapat koordinasi ini menjadi tonggak penting dalam menyusun strategi konkret kesiapsiagaan di wilayah pesisir yang dikenal sebagai zona merah. (rn/*/pzv)









Komentar