Oleh: Adrian Tuswandi
Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA
RANAHNEWS — Pada 13 Desember 1937, Kantor Berita ANTARA lahir sebagai media perjuangan di tengah dominasi kantor berita Aneta milik pemerintah kolonial Belanda. Sejak awal, ANTARA tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi menjadi alat perlawanan terhadap propaganda penjajah dan penegasan suara bangsa yang sedang mencari kemerdekaannya.
ANTARA didirikan oleh empat tokoh pers nasional, Adam Malik, R.M. Tirtoadisuryo, A.M. Sipahutar, dan Soemanang. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, ANTARA mengarungi berbagai fase penting, mulai dari masa perebutan dan pengawalan kemerdekaan, era revolusi, penetapan sebagai Kantor Berita Negara pada masa Presiden Soekarno, hingga melewati Orde Baru dan memasuki era digitalisasi.
Memasuki usia 88 tahun pada 13 Desember 2025, LKBN ANTARA berdiri di tengah lanskap media yang berubah cepat dan penuh tekanan. Krisis kepercayaan, disrupsi digital, serta tantangan ekonomi global dan nasional menjadi ujian serius bagi industri pers. Dalam konteks inilah ANTARA menegaskan komitmennya untuk tetap eksis sebagai media rujukan nasional.
Direktur Utama LKBN ANTARA, Akhmad Munir, menyatakan bahwa ANTARA menempatkan diri sebagai flag carrier jurnalisme Indonesia. Secara faktual, ANTARA memang memikul peran strategis dan historis sebagai garda terdepan penyebaran informasi yang mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan publik dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan pengalaman penulis yang mulai membersamai ANTARA sejak 24 Januari 2025, posisi ANTARA dapat dipahami sebagai news country. ANTARA menjadi penopang utama informasi negara, dengan sikap redaksi yang jelas untuk mendahulukan kepentingan berita nasional tanpa meninggalkan kode etik jurnalistik dalam setiap produknya.
Sebagai kantor berita negara, ANTARA mengemban tugas pelayanan publik atau public service obligation (PSO). Berita-berita tersebut harus menjangkau publik seluas-luasnya. Karena itu, ANTARA memanfaatkan berbagai platform digital dan media sosial. Secara faktual, akumulasi pengikut kanal media sosial ANTARA, termasuk antaranews.com, telah menembus lebih dari enam juta pengikut.
Tidak dapat dimungkiri, masih ada anggapan yang menyederhanakan posisi ANTARA sebagai media pemerintah atau sekadar corong kekuasaan. Secara kelembagaan, ANTARA memang berstatus Perusahaan Umum (Perum) di bawah BP BUMN. ANTARA menyajikan berita negara melalui berbagai produk, mulai dari berita daring, ANTARA TV, ANTARA Foto, hingga layanan informasi lainnya.
Namun, menjadi media negara tidak identik dengan menanggalkan prinsip jurnalistik. ANTARA menyampaikan berita pemerintahan dengan standar verifikasi, keberimbangan, serta kekuatan data dan sumber. Praktik ini menegaskan bahwa produk jurnalistik ANTARA tetap berpijak pada kode etik dan kaidah jurnalistik modern.
Di ruang redaksi, jurnalis ANTARA bekerja sebagai insan pers yang merdeka dan profesional. Di tengah maraknya disinformasi dan hoaks, ANTARA juga berperan sebagai rujukan literasi informasi yang kredibel bagi publik.
Pada usia yang tidak lagi muda, ANTARA justru menunjukkan daya tahan. Di tengah krisis keuangan global dan lokal, efisiensi diterapkan tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap jurnalis. Langkah ini mencerminkan komitmen institusi dalam menjaga keberlanjutan sumber daya manusia jurnalistik.
Sebagai Dewan Pengawas, bersama Kemal Gani, Prof. Widodo, Gandi, dan Dr. Eriawan, penulis secara konsisten mengingatkan direksi agar ANTARA tetap kreatif dan inovatif. Eksistensi ANTARA di tengah krisis hanya dapat dijaga dengan keberanian beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
Ketahanan ANTARA tidak terlepas dari DNA perjuangan yang mengalir sejak kelahirannya. Jika dahulu ANTARA melawan propaganda kolonial, kini ANTARA mengemban tugas memberitakan kinerja negara secara utuh, faktual, dan bertanggung jawab, tanpa meninggalkan ciri khas jurnalistiknya.
ANTARA secara konsisten memberitakan program-program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, seperti Makan Bergizi Gratis, kemandirian energi, ketahanan pangan, dan sektor kesehatan. Dalam praktiknya, ANTARA tetap menyampaikan fakta-fakta di lapangan, termasuk persoalan yang muncul, dengan mengedepankan konteks dan data.
Bagi penulis, setiap media memiliki identitas dan sikap redaksi yang tercermin dari produk beritanya. Dalam peta pers nasional, ANTARA berdiri sebagai pohon jurnalistik yang kokoh, berakar pada sejarah perjuangan dan bertumbuh sebagai media negara dengan sikap redaksi yang tegas.
Pada akhirnya, 88 tahun bukan sekadar penanda usia, melainkan bukti ketahanan. ANTARA menunjukkan bahwa jurnalisme yang berakar pada nilai perjuangan, profesionalisme, dan kepentingan publik dapat bertahan di tengah krisis apa pun. Selamat ulang tahun ke-88 LKBN ANTARA. Merupakan kehormatan bagi penulis untuk menjadi bagian kecil dari perjalanan dan tanggung jawab besar yang diemban institusi ini. (rn/*/pzv)












Komentar