Masril Koto Ingatkan: Jangan Politisasi Program Makan Bergizi Gratis

News98 Dilihat

Pabuaran, RANAHNEWS — Bagi Masril Koto, Komisaris PT Garam (Persero), Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan sekadar kebijakan populis atau proyek politik. Ia memandangnya sebagai warisan bangsa, sebuah langkah strategis untuk memastikan generasi Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan cerdas.

Dalam perbincangan bersama Adrian “Toaik” Tuswandi, penggagas Top 100 Channel yang tayang di YouTube Kliksiar TV, Masril berbicara lugas dan tanpa basa-basi. Ia menegaskan, MBG bukan proyek jangka pendek, melainkan investasi panjang bagi masa depan anak bangsa.

“Ini investasi jangka panjang. Gizi anak menentukan kualitas generasi,” ujar Masril dengan nada tegas.

Ia menilai, keberhasilan MBG ditentukan bukan hanya oleh jumlah anak yang menerima manfaat, tetapi oleh kualitas dapur yang mengolah makanan tersebut. Dapur, menurutnya, menjadi jantung program yang menyerap tenaga kerja, menggairahkan ekonomi lokal, sekaligus menjamin kesehatan anak sekolah.

“Satu dapur bisa menyerap enam tenaga kerja dan membeli bahan dari petani sekitar. Tapi dapur harus steril, terstandar, dan diawasi,” katanya.

Masril menjelaskan bahwa pengawasan harus dilakukan oleh lembaga berwenang. “BPOM menjaga standar dapur, sementara Dinas Kesehatan menentukan takaran gizi sesuai usia dan berat badan anak,” tambahnya.

Namun di lapangan, ia menemukan sejumlah kendala. Banyak pelaksana belum memahami standar teknis, dan tak sedikit yang justru menjadikan program ini sebagai ajang kepentingan.

“Banyak yang datang ke politisi minta jatah pelaksana, tapi tak punya kapasitas. Ini soal makanan anak-anak. Tak boleh ada kepentingan,” tegasnya.

Karena itu, Masril menilai Badan Gizi Nasional (BGN) harus menjadi garda depan dalam memastikan pelaksanaan MBG berjalan sesuai arah. Ia mendorong agar BGN turun langsung ke daerah dan membangun model dapur standar di setiap kabupaten sebagai acuan replikasi nasional.

Ketika muncul sorotan publik dan tudingan penyimpangan, Masril tidak menampik perlunya pengawasan. Ia justru mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi jalannya program.

“Kalau ada pelanggaran, laporkan. Jalurnya jelas, KPK, polisi, hukum terbuka. Jangan bully programnya, tapi awasi pelaksanaannya,” ujarnya.

Masril juga menyinggung kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya memiliki tekad kuat dalam menjalankan program tersebut.

“Beliau tidak mundur. Kritik boleh, tapi niatnya jelas: memberi makan bergizi untuk anak bangsa,” kata Masril.

Di akhir perbincangan, suaranya merendah, penuh refleksi. Ia berbicara tentang anak-anak yang berangkat sekolah tanpa sarapan, tentang masa depan yang bisa dimulai dari sepiring nasi dan lauk bergizi.

“Kalau program ini berjalan, kita bukan hanya memberi makan, kita sedang menyelamatkan masa depan bangsa,” ujarnya.

Dan dengan kalimat penutup yang mengandung pesan moral, Masril menegaskan, “Jangan biarkan niat baik presiden dikerdilkan oleh tangan-tangan kotor. Ini bukan proyek. Ini legacy.” (rn/*/pzv)

Komentar