HUT Hanura dan Gebu Minang, Dt. Febby Gelar Festival Budaya Kapalo Koto

Politik, News155 Dilihat

Tanah Datar, RANAHNEWS — Dalam rangka memperingati HUT ke-13 Partai Hanura dan HUT ke-35 Gebu Minang, Dr. H. Febby Dt Bangso menggelar Festival Seni dan Budaya Minangkabau yang bertajuk Kapalo Koto. Festival kolosal ini berlangsung meriah di Rumah Gadang miliknya di Tanah Datar, tepatnya di Kapalo Koto, Jorong Gurun, Nagari Gurun, Kecamatan Sungai Tarab.

Mengusung semangat pelestarian budaya, kegiatan ini dipadukan dengan berbagai lomba seni tradisional Minangkabau seperti tari minang, musik tradisi, dan lomba lagu minang. Ketua Partai Hanura Sumatera Barat, Dr. H. Febby Dt Bangso, mengungkapkan bahwa acara ini juga merupakan bentuk syukuran atas perjalanan panjang Partai Hanura dan Gebu Minang.

“Minangkabau adalah tanah nan dicintai. Dalam momentum HUT Partai Hanura dan Gebu Minang ini, kami mempersembahkan Festival Seni dan Budaya Kapalo Koto dengan tema besar #JagoLuhakNanTuo. Harapannya, acara ini dapat melestarikan adat dan seni budaya Minangkabau sekaligus menjadi inspirasi bagi nagari-nagari lain,” ujar Febby, pada Sabtu (11/1/2025).

Festival ini bukan hanya menghadirkan lomba seni, tetapi juga berbagai kegiatan edukasi budaya yang dilakukan secara rutin oleh FDB Institute. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

Kelas silat tradisional: Dilaksanakan setiap Senin malam.

Panitahan (tradisi tutur): Dilaksanakan setiap Rabu malam.

Pelatihan musik dan tari Minang: Dilaksanakan setiap Minggu pagi.

Febby menjelaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan mendukung Nagari Gurun sebagai tuan rumah Alek Pacu Jawi serta memberikan pendidikan budaya bagi generasi muda di Luhak Nan Tuo.

Menurut Febby, pelestarian seni dan budaya tradisional adalah upaya penting untuk menjaga identitas Minangkabau di tengah perkembangan zaman. Ia menyoroti hilangnya Taman Budaya Sumatera Barat di Padang sebagai tantangan besar yang harus dijawab dengan inisiatif budaya di tingkat nagari.

“Kami ingin menjadikan Festival Kapalo Koto sebagai model bagi nagari lainnya untuk kembali mengaktifkan sasaran silek, medan bapaneh, atau medan balinduang. Ini adalah langkah konkret untuk melestarikan adat dan budaya, sekaligus memberikan pendidikan berharga bagi generasi muda,” ungkap Febby, seorang doktor pariwisata sekaligus alumni PPRA Angkatan 63 Lemhanas RI.

Ajakan untuk Meramaikan Festival
Febby mengajak seluruh masyarakat Minangkabau, khususnya warga Luhak Nan Tuo, untuk meramaikan festival ini. “Mari kita bersama-sama hadir dan memeriahkan Alek budaya kolosal ini, sebagai bentuk cinta terhadap tanah dan budaya Minangkabau,” ajaknya.

Festival Seni dan Budaya Kapalo Koto ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan seni dan budaya Minangkabau, sekaligus memperkuat identitas daerah di tengah dinamika modernisasi. (rn/*/pzv)

Komentar