Hidupkan Tradisi Minangkabau, Prosesi Maantaan Syarat Silat Harimau Digelar di Tanah Datar

News, Politik358 Dilihat

Tanah Datar, RANAHNEWS – Tradisi Maantaan Syarat dalam Silat Harimau Minangkabau kembali digelar di Tanah Datar pada Minggu (2/2/2025). Prosesi sakral ini dihadiri oleh Ninik Mamak Gurun, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Gurun, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Tanah Datar, serta Bupati Tanah Datar, Eka Putra.

Dalam acara ini, mereka menyerahkan syarat kepada Guru Gadang Silat Harimau, Edwel Yusri Dt Rajo Gampo Alam, seorang maestro silat Minangkabau yang juga dikenal luas melalui film-film laga budaya, seperti Sengsara Membawa Nikmat, Merantau, dan Silat Nusantara. Edwel bahkan pernah melatih Amar Joni dalam film 7 Manusia Harimau dan Iko Uwais. Saat ini, murid-muridnya telah menyebar ke berbagai belahan dunia, membawa nama Silat Harimau Minangkabau ke kancah internasional.

Silat Harimau yang diwariskan oleh Dt Suri Marajo dari Pariangan, Tanah Datar, memiliki prosesi khusus bagi anak-anak yang akan memulai latihan. Syarat yang diserahkan dalam acara ini meliputi ayam biriang, limau kuku harimau, pisau, kain putih, bareh (beras), rupiah, dan sirih langkok.

Dalam prosesi yang berlangsung khidmat, perwakilan ninik mamak menyerahkan anak-anak mereka kepada guru gadang untuk menimba ilmu silat. Acara diawali dengan minum air putih limau kuku harimau, makan sirih langkok, serta penyembelihan ayam biriang. Darah ayam tersebut kemudian dicipratkan ke kaki anak sebagai simbol kesiapan dan kesungguhan dalam belajar silat.

Setelah ritual selesai, ayam yang telah dipotong dimasak dan disantap secara bajamba—sebuah tradisi makan bersama khas Minangkabau—sebagai bentuk kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur.

Bupati Eka Putra mengapresiasi langkah Febby Dt Bangso, pendiri FDB Institute, yang telah berinovasi dalam melestarikan budaya Minangkabau dengan menggelar berbagai kegiatan budaya bagi generasi muda.

“Ini adalah langkah besar yang menginspirasi dan semakin memperkuat posisi Tanah Datar sebagai kota budaya,” ujar Eka.

Febby Dt Bangso menambahkan bahwa Tanah Datar memiliki tanggung jawab moral besar dalam pelestarian budaya, mengingat statusnya sebagai Luhak Nan Tuo—pusat peradaban Minangkabau.

“Kita berharap Tanah Datar tidak hanya menjadi jantung Minangkabau, tetapi juga pusat pengembangan budaya Melayu di Asia, khususnya di Malaysia, Singapura, Pattani (Thailand), dan Brunei,” katanya.

Menurut Febby, ketahanan budaya adalah fondasi utama dalam memperkokoh ketahanan nasional.

“Melalui seni dan budaya, kita berharap dapat membentuk karakter generasi muda yang kuat dan berakar pada nilai-nilai luhur bangsa,” ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Plt Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah III, yang hadir mewakili Direktur Sapras Kementerian Kebudayaan RI. Menurutnya, aktivitas di Kapalo Koto dapat menjadi ikon kebangkitan tradisi Minangkabau dan berpotensi mendapatkan perhatian luas, termasuk dari perantau yang ingin berkontribusi melalui gerakan “Sato Kaki”, seperti yang dijelaskan oleh Febby Dt Bangso.

Sementara itu, Wakil Ketua LKAAM Tanah Datar, Dt Gadang, turut memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh Kapalo Koto dan Founder’s Dt Febby, yang terus menghidupkan warisan budaya Minangkabau. (rn/*/pzv)

Komentar