Padang, RANAHNEWS — Wali Kota Padang, Fadly Amran, mengajak generasi muda untuk membangun politik yang berintegritas, progresif, dan inklusif. Ajakan itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Pekan Politik VIII yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand), di Auditorium Unand, Senin (27/10/2025).
Fadly menekankan bahwa politik seharusnya menjadi ruang yang terbuka bagi semua kalangan tanpa terkecuali, serta berlandaskan moral dan nilai-nilai kebangsaan.
“Politik yang progresif harus bermoral dan berpijak pada jati diri sebagai masyarakat beragama dan berbudaya. Politik yang inklusif berarti tidak meninggalkan siapapun, baik mahasiswa, petani, maupun kaum disabilitas,” ujar Fadly Amran.
Ia menilai politik memiliki peran sentral dalam mewujudkan kebijakan publik yang berdampak langsung bagi masyarakat. Sebagai contoh, berbagai program unggulan Kota Padang seperti BPJS Gratis dan Smart Surau, menurutnya, lahir dari proses dan keputusan politik yang matang.
“Kondisi Kota Padang kini menuntut gerakan politik yang kuat, apalagi setelah terjadi pemotongan anggaran lebih dari Rp300 miliar. Setiap kebijakan perlu didorong melalui komunikasi dan sinergi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat,” jelas Fadly.
Dalam kesempatan tersebut, Fadly juga menyoroti rendahnya partisipasi politik di kalangan anak muda. Berdasarkan data yang ia paparkan, dari 68,3 persen generasi muda yang mengakses berita politik, hanya sekitar 14,6 persen yang benar-benar aktif berpartisipasi.
“Padahal, anak muda memiliki kepedulian besar terhadap isu-isu penting seperti lapangan kerja, pelatihan, kesetaraan gender, dan inklusivitas. Karena itu, penting bagi mereka untuk menggunakan hak politiknya, baik secara langsung maupun dalam memengaruhi kebijakan publik,” tuturnya.
Fadly mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan yang membawa semangat positif dalam ruang publik dan media sosial. Ia mengingatkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap politik masih fluktuatif akibat maraknya isu korupsi dan politik uang.
“Gunakan media untuk mengedukasi, bukan memprovokasi. Jadilah influencer yang membawa pengaruh baik. Politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, tetapi amanah untuk menghadirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat,” pungkasnya. (rn/*/pzv)











Komentar