Dari Matotonan untuk Indonesia: Bawaslu RI Deklarasikan Kampung Pengawasan Partisipatif

Politik119 Dilihat

Mentawai, RANAHNEWS — Di tengah keheningan pedalaman Siberut Selatan, suara demokrasi bergema. Minggu (19/10/2025), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia resmi mendeklarasikan Kampung Pengawasan Partisipatif di Desa Matotonan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Langkah ini menjadi simbol komitmen untuk memperkuat pengawasan pemilu dari wilayah terdepan dan terdalam Nusantara.

Kegiatan tersebut dihadiri Anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty, bersama jajaran Bawaslu Provinsi Sumatera Barat dan Bawaslu Kabupaten Kepulauan Mentawai. Deklarasi ini menandai upaya konkret lembaga pengawas pemilu dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat dari akar rumput, sebuah gagasan bahwa demokrasi harus tumbuh dari seluruh penjuru negeri, bukan hanya dari pusat kekuasaan.

Dalam sambutannya, Lolly Suhenty menegaskan bahwa menjaga demokrasi adalah tanggung jawab bersama, termasuk masyarakat di daerah-daerah pelosok seperti Mentawai.

“Menjaga Indonesia dan menjaga demokrasi tidak cukup dari kota atau Jakarta saja, tapi harus dimulai dari Bapak, Ibu, dan saudara-saudara kita yang ada di Mentawai,” ujar Lolly.

Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Mentawai atas partisipasi mereka dalam Pemilu dan Pemilihan 2024. Menurutnya, tingkat kesadaran politik warga di kepulauan ini mencerminkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap masa depan bangsa.

“Bawaslu perlu belajar dari Matotonan tentang bagaimana menjaga Indonesia melalui proses demokratisasi yang tidak meninggalkan kebudayaan lokal,” katanya.

Lolly menilai, Kampung Pengawasan Partisipatif di Matotonan memiliki nilai strategis sebagai model pemberdayaan masyarakat pedalaman dalam mengawal integritas pemilu. Ia berharap inisiatif ini menjadi contoh bagi daerah lain, terutama di kawasan terpencil dan kepulauan.

“Kampung pengawasan partisipatif di Desa Matotonan mudah-mudahan menjadi percontohan bagi kampung pengawasan lainnya, khususnya di daerah pedalaman. Dari Matotonan, semangat pengawasan partisipatif bisa menginspirasi seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Lebih jauh, Lolly menyoroti pentingnya kearifan lokal suku Mentawai — salah satu suku tertua di dunia, sebagai sumber nilai yang memperkaya praktik demokrasi di tingkat komunitas. Ia menilai, akar budaya yang kuat dapat menjadi fondasi bagi pembangunan sistem politik yang berintegritas dan berkeadilan sosial.

Dalam suasana penuh kehangatan, Lolly juga menyampaikan rasa haru atas penyambutan masyarakat Desa Matotonan.

“Apa yang saya lihat dan saksikan hari ini, mulai dari arian yang menyambut saya, kalung, dan ikat kepala ini — membuat saya merasa sudah menjadi bagian dari Matotonan,” tuturnya dengan penuh rasa syukur.

Deklarasi ini menandai langkah bersejarah bagi Desa Matotonan yang kini resmi menjadi bagian dari jejaring nasional Kampung Pengawasan Partisipatif. Inisiatif Bawaslu ini diharapkan mampu memperkuat budaya demokrasi yang berakar pada nilai-nilai masyarakat lokal, dari Mentawai untuk Indonesia. (rn/*/pzv)

Komentar