PON Beladiri II 2025: Sumatera Barat Bangkit, Koleksi 25 Medali dan Peringkat Delapan Nasional

Olahraga127 Dilihat

Kudus, RANAHNEWS — Dari gelanggang Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri II 2025 di Kudus, Jawa Tengah, Sumatera Barat membawa pulang semangat baru. Kontingen Ranah Minang menutup ajang bergengsi itu dengan torehan membanggakan: 25 medali terdiri dari 7 emas, 9 perak, dan 9 perunggu.

Capaian tersebut menempatkan Sumbar di peringkat kedelapan nasional sekaligus menjadi provinsi terbaik kedua di Pulau Sumatera setelah Sumatera Utara. Hasil itu menjadi sinyal kuat kebangkitan olahraga beladiri Sumbar sekaligus dorongan optimisme untuk prestasi yang lebih baik di masa depan.

Dari sepuluh cabang olahraga yang dipertandingkan, Sumatera Barat turun di sembilan: tarung derajat, pencak silat, taekwondo, gulat, judo, sambo, karate, wushu, dan shorinji kempo. Satu-satunya yang tidak diikuti adalah jiujitsu.

Cabang sambo menjadi lumbung medali dengan tiga emas, satu perak, dan tiga perunggu. Tiga emas masing-masing diraih oleh Yusril Mahendra (Sport 53 kg putra), Husnul Amri (Sport 98 kg putra), dan Hari Kharsana Raynold (Combat 98 kg putra). Satu perak disumbangkan Anggun Anugrah R (Sport 54 kg putri), serta tiga perunggu oleh Listiana Yamiatul, Rahmat Hidayat, dan M. Marchio Verdo.

Dari arena gulat, dua emas berhasil dibawa pulang Yusma Deswita (55 kg putri) dan Randa Riandesta (86 kg putra), sementara Gilang Triawan Riandesta menambah satu perunggu (65 kg putra).

Di cabang shorinji kempo, Suci Kurnia Dewi menambah koleksi emas (Randori 65 kg putri), disusul empat perak dari Nur Oktaviani, Farhan Jevannecos, Afdal Yusra, serta satu perunggu oleh Ardi Kurniawan.

Cabang pencak silat juga menorehkan hasil gemilang. Fadlan Rusli mempersembahkan emas di kelas E (65–70 kg putra), sementara dua perak diraih Muhammad Farid dan Paula Listi. Dua perunggu datang dari Rheydho Shabilillah (kelas D putra) dan Zahra Fadli (kelas D putri).

Tarung derajat menyumbang tiga perak melalui Dewi Yosillia, Vebi Sasmita Husna, dan Wahyunus Pratama, sementara taekwondo menambah dua perunggu lewat Qisthy Humairah (U-49 kg putri) dan Genta Al Gifari (U-80 kg putra). Adapun tiga cabang lain, judo, karate, dan wushu, meski belum menyumbang medali, tetap menunjukkan performa kompetitif dan semangat juang tinggi.

Ketua Umum KONI Sumatera Barat, Hamdanus, menyebut hasil di Kudus sebagai momentum kebangkitan olahraga Sumbar.

“Capaian ini menunjukkan bahwa atlet beladiri Sumbar memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Mereka sudah berjuang maksimal dan membawa nama daerah dengan penuh kebanggaan,” ujar Hamdanus.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga atas kerja keras dan kolaborasi yang solid.

“Berkat kerja sama luar biasa ini, kita bisa pulang dari Kudus dengan kepala tegak dan keyakinan untuk menatap masa depan yang lebih cerah,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum KONI Sumbar, Anandya Dipo Pratama, menilai raihan medali di Kudus merupakan fondasi penting bagi pembinaan jangka panjang.

“Semangat dan kebersamaan kontingen menjadi modal berharga untuk masa depan olahraga beladiri Sumbar. Ini adalah pijakan kuat untuk pembinaan berkelanjutan,” ujarnya.

Ke depan, KONI Sumbar berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan, menjadikan hasil PON Beladiri II sebagai titik awal kebangkitan menuju PON 2028 di NTB–NTT. (rn/*/pzv)

Komentar