AJFP 2025 Tegaskan Peran Jurnalisme Lawan Misinformasi

News46 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS — Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) menegaskan komitmennya terhadap penguatan jurnalisme berkualitas melalui pengumuman para peraih Anugerah Jurnalistik Forum Pemred 2025 (AJFP 2025), yang menjadi bagian dari rangkaian Run For Good Journalism 2025 di Jakarta, Minggu (16/11/2025). Ajang ini dirancang sebagai kampanye nasional untuk meningkatkan literasi publik dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap misinformasi serta disinformasi.

Tema AJFP 2025, “Melawan Misinformasi dan Disinformasi: Jurnalisme untuk Kebenaran Publik,” menjadi penegasan peran vital media dalam menjaga ruang publik yang sehat, akurat, dan demokratis. Forum Pemred menilai jurnalisme berintegritas semakin dibutuhkan di tengah derasnya arus informasi digital.

Ketua Forum Pemred, Retno Pinasti, mengatakan bahwa kampanye yang digelar tahun ini diarahkan untuk memperkuat integritas profesi, mengasah kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, dan mempertegas komitmen pada etika pemberitaan.

“Melalui AJFP 2025, Forum Pemred berharap semakin banyak jurnalis dan institusi media yang memperkuat fungsi edukasi, verifikasi, dan kontrol sosial,” ujar Retno.

AJFP 2025 diselenggarakan sebagai kompetisi karya jurnalistik yang mendorong hadirnya liputan mendalam, akurat, dan berintegritas. Forum Pemred menilai kualitas jurnalisme berperan besar dalam menjaga kepercayaan publik serta melindungi demokrasi dari dampak misinformasi yang kian meluas.

Penjurian dilakukan secara independen oleh para pemimpin redaksi anggota Forum Pemred dengan rekam jejak panjang di dunia jurnalistik, yakni Zulfiani Lubis, Titin Rosmasari, Haryo Ristamaji, dan Haryo Damardono. Setiap karya dinilai melalui proses seleksi ketat dengan mempertimbangkan akurasi, relevansi, kedalaman, kualitas produksi, dan integritas.

Pada kategori Radio, penghargaan pertama diraih Ahmad Setiawan dari Elshinta melalui karya “Peran Vital Media Mainstream dan Kode Etik Jurnalistik dalam Memerangi Disinformasi dan Provokasi di Media Sosial.” Penghargaan kedua diberikan kepada Saortua Marbun dari Sonora, sedangkan penghargaan ketiga diraih M. Jumahuddin Noor dari RRI Banjarmasin.

Pada kategori Televisi, penghargaan pertama diberikan kepada Dwi Firmansyah dari SCTV lewat karya “Fakta VS Hoaks: Perebutan Narasi Demonstrasi Akhir Agustus 2025.” Posisi kedua diraih Afwan Purwanto Muin dan Alafia Nada Malik dari Kompas TV, disusul Subchan Zuryamawla dari BeritaSatu sebagai peraih ketiga.

Untuk kategori Media Cetak, penghargaan pertama diberikan kepada Despian Nurhidayat dari Media Indonesia, diikuti FAZRY dari Koran Rakyat Merdeka sebagai peraih kedua, dan Muhammad Rusmadi dari media yang sama sebagai peraih ketiga.

Pada kategori Media Online, penghargaan pertama diraih Artika Rachmi Farmita dari TEMPO.co melalui liputan mengenai manipulasi iklan obat berbasis kecerdasan buatan. Penghargaan kedua diterima Indra Suhendra Umbola dari ZonaUtara.com, sementara penghargaan ketiga diberikan kepada Ahmad Apriyono dari Liputan6.com.

Retno Pinasti menegaskan bahwa keberlanjutan kualitas jurnalisme tidak hanya bergantung pada teknologi dan inovasi, tetapi juga pada konsistensi media dalam menjaga kebenaran publik di tengah semakin kompleksnya ekosistem informasi.

“Hal tersebut sangatlah penting di tengah lanskap informasi yang kian kompleks dan penuh tantangan,” katanya. (rn/*/pzv)

Komentar