Nevi Zuairina: Minyak Jelantah Bisa Jadi Sumber Pendapatan dan Energi Ramah Lingkungan

Ekonomi, Politik191 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS – Anggota DPR RI Komisi XI, Hj. Nevi Zuairina, memberikan apresiasi terhadap langkah Pertamina yang menjalankan program Green Movement UCO dengan membeli minyak jelantah dari masyarakat. Program ini bertujuan mengolah minyak bekas menjadi biofuel seperti Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Menurut Nevi, langkah tersebut merupakan inovasi penting untuk mendukung ekonomi sirkular di Indonesia sekaligus mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

“Program ini adalah bentuk nyata upaya mewujudkan ekonomi sirkular. Selain mengurangi pencemaran air dan tanah, inisiatif ini juga mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga, terutama bagi ibu-ibu yang selama ini sering memanfaatkan minyak jelantah,” ujar Nevi dalam keterangannya.

Namun, Nevi menyoroti tantangan yang harus segera diselesaikan agar program ini berjalan optimal dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola limbah minyak jelantah.

“Pendidikan dan kampanye masif perlu dilakukan. Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang manfaat daur ulang minyak jelantah, sehingga mereka tidak lagi membuangnya sembarangan,” tegas politisi PKS ini.

Nevi juga mendorong Pertamina untuk memperluas titik pengumpulan minyak jelantah, terutama di daerah-daerah terpencil. Ia mencatat bahwa fasilitas pengumpulan saat ini masih terbatas di kota-kota besar.

“Pertamina perlu menyediakan lebih banyak titik pengumpulan, terutama di lokasi strategis seperti SPBU, pasar tradisional, atau pusat perbelanjaan. Ini akan memudahkan masyarakat dalam menjangkau fasilitas tersebut,” tambahnya.

Selain itu, Legislator asal Sumatera Barat II ini menilai bahwa pemberian insentif yang kompetitif sangat penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

“Harga Rp6.000 per liter yang ditawarkan cukup baik, tetapi tetap harus bersaing dengan industri lain yang juga memanfaatkan minyak jelantah, seperti pembuatan sabun atau lilin. Pertamina juga bisa memanfaatkan teknologi digital, misalnya dengan membuat aplikasi untuk memudahkan masyarakat menemukan lokasi pengumpulan terdekat,” sarannya.

Ia menekankan bahwa program ini harus dirancang untuk berkelanjutan, bukan sekadar proyek sementara. Nevi berharap Green Movement UCO dapat menjadi model bagi sektor lain dalam mendukung transisi energi bersih dan daur ulang.

“Pertamina harus menjadi pelopor transisi energi yang berkelanjutan. Melibatkan pelaku usaha kecil yang telah berperan dalam pengumpulan minyak jelantah juga penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Kolaborasi inklusif seperti ini akan memberikan dampak ekonomi yang lebih merata sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan,” tutup Nevi Zuairina. (rn/*/pzv)

Komentar