Padang, RANAHNEWS — Anggota Komisi VI DPR, Hj. Nevi Zuairina, menyoroti peran para istri pejabat publik PKS dalam respons kemanusiaan pada rangkaian bencana di Sumatera Barat. Ia menilai kekuatan bangsa tidak hanya bertumpu pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada ketulusan mereka yang bekerja tanpa sorotan.
Nevi menyebut para perempuan tersebut sebagai sosok yang memastikan negara hadir di tengah masyarakat yang terdampak bencana. Ia menggambarkan gerak mereka sebagai ketangguhan yang lahir dari empati, tampak dari kehadiran mereka di dapur umum, tenda pengungsian, lereng longsoran, hingga rumah warga yang kehilangan harapan.
“Mereka bergerak lebih cepat dari sirene pemerintah, karena mata seorang ibu selalu lebih peka membaca derita,” ujar Nevi.
Legislator Sumatera Barat II itu menegaskan bahwa istri pejabat publik tidak hanya mendampingi suami, tetapi berdiri bersama rakyat. Ia mencontohkan keputusan Nelly Mahyeldi membatalkan pesta pernikahan putrinya demi mendampingi warga yang kehilangan tempat tinggal. Contoh lain adalah Yasmiati yang menembus jalur sulit sebelum bantuan besar tiba, serta peran Meri Beni Warlis di Agam, Lian Octavia di Solok, Gusmalini di Pasaman Barat, dan Melinda di Lima Puluh Kota.
Menurut Nevi, tiga karakter menjadi kekuatan utama para relawan perempuan ini, yaitu empati, solidaritas, dan kehadiran fisik sebagai bentuk kepemimpinan moral. Ia menyebut bahwa melalui kehadiran mereka, masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga keteguhan untuk memulai kembali.
Nevi menyampaikan bahwa bangsa akan tetap kuat selama perempuan berhati besar berada di garis depan kemanusiaan.
“Mereka adalah pendamping pejabat publik sekaligus pilar yang menjaga kehangatan hati bangsa. Dengan keteladanan mereka, Indonesia belajar bahwa kekuatan negara sering kali tumbuh dari kelembutan yang bekerja dalam diam,” tutupnya. (rn/*/pzv)












Komentar