Padang, RANAHNEWS – Wali Kota Padang, Fadly Amran, menjadi pembicara utama dalam kuliah umum Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ke-43 Universitas Andalas (Unand) yang digelar di Convention Hall Unand, Jumat (7/3/2025). Dalam kesempatan ini, ia menyoroti pentingnya menjaga dan memanfaatkan kekayaan budaya Kota Padang sebagai bagian dari pembangunan daerah.
Dalam pemaparannya, Fadly Amran menegaskan bahwa Kota Padang memiliki sejarah dan budaya yang kaya, mulai dari peninggalan bunker Jepang, cagar budaya, hingga tradisi masyarakat yang masih bertahan. “Kota Padang memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Mulai dari peninggalan bunker Jepang, cagar budaya, etnis, hingga tradisi yang masih hidup dalam masyarakat, dan ini harus kita lestarikan dan manfaatkan untuk kemajuan pembangunan daerah,” ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa dan akademisi Unand.
Ia juga menyoroti bahwa Kota Padang memiliki 76 cagar budaya, termasuk beberapa yang berstatus nasional, serta enam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) yang telah diakui secara nasional. “Kita tidak hanya memiliki Malin Kundang sebagai legenda terkenal, tetapi juga banyak tradisi lisan lainnya, seperti kisah Syekh Gunung Pangilun, adat istiadat, seni, bahasa, dan sejumlah permainan rakyat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fadly menegaskan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi membutuhkan sinergi dari berbagai elemen masyarakat. Ia menyoroti peran penting Tungku Tigo Sajarangan, yang terdiri dari Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai, dalam memperkuat pembangunan sosial dan budaya. “Kita perlu regulasi yang jelas agar lembaga adat ini bisa lebih berperan dalam pembangunan sosial dan budaya, sehingga dapat berkontribusi nyata dalam menjaga budaya dan adat istiadat di Kota Padang,” imbuhnya.
Di akhir pemaparannya, Fadly mengajak generasi muda dan akademisi untuk ikut serta dalam upaya melestarikan budaya serta mempromosikannya ke tingkat nasional dan internasional. “Memajukan budaya bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi dan generasi muda. Mari bersama kita lestarikan budaya dan sejarah Kota Padang agar tetap hidup dan dikenal dunia,” pungkasnya. (rn/*/pzv)
Komentar