“Harga Gas Kompetitif Jadi Prioritas, Nevi Zuairina Soroti Keberlanjutan Pasokan di Kepri”

News, Politik144 Dilihat

Jakarta, RANAHNEWS – Anggota DPR RI Komisi XII, Hj. Nevi Zuairina, menyoroti pentingnya stabilitas pasokan gas di Kepulauan Riau (Kepri) sebagai penopang keberlanjutan listrik dan industri di kawasan tersebut. Ia menyatakan bahwa Kepri, khususnya Batam, memerlukan pasokan gas yang andal, stabil, dan terjangkau untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan industri di wilayah tersebut.

“Keberlanjutan pasokan gas sangat penting untuk operasional listrik dan industri di Kepulauan Riau, terutama Batam yang menjadi pusat industri dan perdagangan nasional,” ujar Nevi.

Politisi PKS ini menjelaskan, kebutuhan gas di Batam mencapai 10 BBTUD untuk mendukung pembangkit listrik seperti PLTG Tanjung Uncang, serta sejumlah pelanggan industri besar. Dengan konsumsi listrik lebih dari 1,5 TWh per tahun, keberlanjutan pasokan gas menjadi salah satu elemen strategis yang harus dipastikan.

Nevi menyoroti evaluasi harga gas rata-rata USD 6 per MMBTU yang diterapkan untuk PLN Batam, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2020. Menurutnya, harga ini harus terus ditinjau agar tetap kompetitif tanpa membebani industri dan masyarakat.

“Kita perlu memastikan harga gas tidak hanya kompetitif, tetapi juga mampu mendorong efisiensi bisnis, menjaga kehandalan produksi, dan mendukung keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.

Dalam diskusinya bersama pelaku usaha di Kepri, Nevi mengungkapkan bahwa para pengusaha meminta kepastian terkait harga gas dan listrik. Stabilitas harga dianggap penting untuk menjaga daya saing industri, terutama di tengah upaya pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

“Dengan kepastian harga gas, pelaku usaha dapat lebih percaya diri untuk terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” tegasnya.

Nevi juga mendorong pemerintah untuk memaksimalkan potensi cadangan gas besar di Lapangan Natuna D Alpha. Ia menyarankan agar alokasi gas yang diekspor ke Singapura dialihkan untuk kebutuhan domestik, khususnya Batam.

“Gas yang diekspor ke Singapura sebaiknya dialihkan untuk memenuhi kebutuhan energi di Batam. Selain itu, potensi cadangan gas di Natuna yang mencapai 90 BBTUD harus segera dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan energi di Kepri,” jelas Nevi.

Ia juga menekankan perlunya sinkronisasi data antara PLN, PGN, dan pihak terkait agar perencanaan pasokan gas lebih terarah dan efektif. Menurutnya, rekonsiliasi data menjadi langkah penting untuk memastikan ketersediaan gas yang optimal bagi Kepri.

Selain mengandalkan gas, Nevi mengingatkan pentingnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai langkah jangka panjang. “Pengembangan EBT di Kepri harus menjadi prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada gas dan menciptakan energi yang lebih ramah lingkungan,” katanya.

Ia juga mengajak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pelaku usaha untuk berkolaborasi memastikan pasokan gas di Kepri tidak hanya stabil, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

“Kepri memiliki potensi besar untuk menjadi pusat energi dan industri yang berkelanjutan. Dengan sinergi semua pihak, kita dapat memastikan energi di Kepri menjadi pendorong utama kemajuan ekonomi,” tutup Nevi Zuairina. (rn/*/pzv)

Komentar